Pejuang Pendidikan di Tengah Pandemi
"Bu...maaf baru bisa ambil absen bu, sinyal hilang dari pagi sampai sore bu...!" itulah kalimat yang sering masuk ke whatsapp saya dan rekan-rekan saya, sejak pembelajaran Dalam Jaringan (daring) ini dilaksanakan masih banyak siswa kami yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring ini.
Dibuatnya keputusan belajar daring ini menuai pro dan kontra dari para siswa disebabkan sulitnya sinyal di desa tempat tinggal mereka. Kondisi medan yang berbukit serta terjal dan radius sinyal internet yang masih sulit dijangkau membuat para siswa mengeluh, ditambah lagi tahun ajaran baru sudah dibuka. Tentu saja sekolah mengalami kendala diantaranya; sulitnya melakukan pengenalan dengan siswa baru, sulitnya berkoordinasi dengan kelas, sulitnya memantau pembelajaran siswa serta berbagai hambatan lainnya. Saat ini sumber internet siswa kami melalui wifi, penyedia jasa voucher internet yang pembeliannya dihitung dalam satuan jam. Para siswa harus mengeluarkan biaya untuk membeli voucher internet setiap melakukan pembelajaran daring, namun tidak semua wilayah tempat tinggal siswa kami yang bisa menggunakannya karena cangkupan sinyal wifi berada di radius jarak yang pendek.
Ada juga beberapa siswa yang tidak memiliki handphone android sehingga siswa terpaksa mencari teman yang jarak tempat tinggalnya berdekatan agar bisa mengikuti pembelajaran daring. Bagi siswa yang tidak ada handphone android serta jarak rumah dengan siswa lainnya jauh maka terpaksa siswa tersebut ke sekolah untuk mengambil absen dan mencatat materi serta tugas yang akan dikerjakan.
Jadwal belajar daring di SMAN 1 Kecamatan Gunuang Omeh dilakukan tiga hari dalam seminggu (Senin, Selasa dan Rabu) Guru melakukan pembelajaran daring di sekolah sedangkan siswa mengikuti pembelajaran daring di rumah. Kamis, Jumat dan Sabtu Guru stanby di Sekolah menunggu perwakilan siswa mengantarkan tugas ke sekolah hasil dari pembelajaran selama daring.
Ada juga beberapa siswa yang tidak memiliki handphone android sehingga siswa terpaksa mencari teman yang jarak tempat tinggalnya berdekatan agar bisa mengikuti pembelajaran daring. Bagi siswa yang tidak ada handphone android serta jarak rumah dengan siswa lainnya jauh maka terpaksa siswa tersebut ke sekolah untuk mengambil absen dan mencatat materi serta tugas yang akan dikerjakan.
Jadwal belajar daring di SMAN 1 Kecamatan Gunuang Omeh dilakukan tiga hari dalam seminggu (Senin, Selasa dan Rabu) Guru melakukan pembelajaran daring di sekolah sedangkan siswa mengikuti pembelajaran daring di rumah. Kamis, Jumat dan Sabtu Guru stanby di Sekolah menunggu perwakilan siswa mengantarkan tugas ke sekolah hasil dari pembelajaran selama daring.
Tetapi masalah di atas tidak menjadi halangan dalam melaksanakan tugas saya sebagai seorang guru. Strategi saya adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar daring ini melalui aplikasi whatsapp karena aplikasi ini aplikasi ini mudah digunakan oleh siswa dan tidak terlalu banyak memakan kuota internet. Pembelajaran daring ini dilaksanakan selama 30 menit. kegiatannya terdiri dari mengambil absen siswa, pelaksanaan kuis dadakan agar siswa semangat dan selalu bersiap-siap terhadap tantangan yang diberikan serta memberikan tugas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal yang saya lakukan selanjutnya adalah menyiapkan bahan ajar dan LKPD untuk dikirim ke grup whatsapp kelas agar dicetak dan dikerjakan oleh siswa.
LKPD yang saya susun memiliki beragam bentuk, hal ini dikarenakan mata pelajaran geografi (mata pelajaran yang saya ajar) memiliki banyak visual yang harus diingat dan dipelajari oleh siswa. Untuk itu saya berinisiatif semua siswa yang belajar geografi memiliki buku gambar ukuran A3 untuk menggambar materi visual yang saya berikan seperti peta, mindmap, poster, bagan dan lain-lainnya.
Salah satu contohnya adalah pada saat saya memberikan tugas untuk kelas XI materi tentang Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia pada Bab I yaitu Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Sebagaimana kita ketahui potensi kelautan Indonesia beragam salah satunya adalah perikanan. Pertama-tama saya meminta siswa untuk menggambar peta Indonesia di buku gambar ukuran A3, kemudian saya mengirimkan LKPD kepada siswa yang isinya tentang prosedur pengerjaan tugas tersebut. Lalu saya mengirimkan beberapa gambar ikan dan meminta siswa untuk mencetak dan menempel guntingan gambar ikan itu di buku gambar A3 dan lengkap dengan lokasi persebaran ikan-ikan tersebut di lembar berikutnya. Hasil akhir tugas tersebut kemudian dikumpulkan dan dititipkan kepada beberapa wakil murid untuk dibawa ke sekolah pada hari yang telah ditentukan.
Gambar 1&2. Peta Persebaran Perikanan di Indonesia
Kegiatan belajar daring ini tentu memiliki hambatan tertentu seperti pada saat pengambilan absen. Waktu tiga puluh menit yang diberikan dirasa cukup sedikit sehingga terkadang terdapat beberapa murid yang mengalami kesulitan sinyal, terlambat hadir tepat waktu pada saat pengambilan absen. Hal ini menjadi pengecualian saya selama anak masih mengambil absen di hari yang sama, maka saya menganggap hadir namun saya memberi keterangan T yaitu terlambat. Selama belajar mengajar dilakukan secara daring, pihak sekolah berusaha agar para siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan semangat dan menyenangkan, hal ini tentu saja menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa karena dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Namun hambatan-hambatan yang dialami tidak membuat saya dan para siswak menyerah dengan keadaan. Kesabaran, ketekunan dan kejujuran sangat diperlukan selama daring dilakukan. Kegiatan belajar mengajar harus tetap dilaksanakan agar siswa tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Saya berharap penyebaran virus Covid-19 dapat mereda sehingga anak-anak dapat kembali ke sekolah untuk belajar dengan situasi yang kondusif.
Salam Pendidikan
Lara Melati Sukma
Guru Geografi
SMAN 1 Kecamatan Gunuang Omeh
Salam Pendidikan
Lara Melati Sukma
Guru Geografi
SMAN 1 Kecamatan Gunuang Omeh